Sabtu, 12 November 2016

makalah bimbingan dan konseling kelompok khusus pemakai zat adiktif(rokok)


MAKALAH BIMBINGAN DAN KONSELING
KELOMPOK KHUSUS PEMAKAI ZAT ADIKTIF(ROKOK)
 
Image result for guidance dan counseling



Image result for undana










Kelompok 7

MEDIANTO BUNGA
RADEN SAHARIA IRWAN YUSUP
MICHAEL OLA ANGIN
STEVANUS H LASDIN
NOVIANA YOLANDA BETE

Image result for guidance dan counseling
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2016/2017















 KATA PENGANTAR
PUJI SYUKUR KEHADIRAT TUHAN YANG MAHA ESA ATAS SEGALA RAHMATNYA SEHINGGA MAKALAH INI DAPAT TERSUSUN HINGGA SELESAI . TIDAK LUPA KAMI JUGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH ATAS BANTUAN DARI PIHAK YANG TELAH BERKONTRIBUSI DENGAN MEMBERIKAN SUMBANGAN BAIK MATERI MAUPUN PIKIRANNYA.

    DAN HARAPAN KAMI SEMOGA MAKALAH INI DAPAT MENAMBAH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN BAGI PARA PEMBACA, UNTUK KE DEPANNYA DAPAT MEMPERBAIKI BENTUK MAUPUN MENAMBAH ISI MAKALAH AGAR MENJADI LEBIH BAIK LAGI.

    KARENA KETERBATASAN PENGETAHUAN MAUPUN PENGALAMAN KAMI, KAMI YAKIN MASIH BANYAK KEKURANGAN DALAM MAKALAH INI, OLEH KARENA ITU KAMI SANGAT MENGHARAPKAN SARAN DAN KRITIK YANG MEMBANGUN DARI PEMBACA DEMI KESEMPURNAAN MAKALAH INI.








                                                                                                               KUPANG, NOVEMBER  2016

                                                                                                                        

                                                                                                               PENYUSUN







DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I: PENDAHULUAN
A.   LATAR BELAKANG………………………………………………………...1
B.   RUMUSAN MASALAH…………………………………………………….1
C.   TUJUAN…………………………………………………………………….1
D.  MANFAAT………………………………………………………………….2
E.   FOKUS KAJIAN…………………………………………………………….2
BAB II: PEMBAHASAN
A.   PENGERTIAN ZAT ADIKTIF………………………………………………3
a.    Zat adiktif ………………………………………………………………3
b.   Pengertian Rokok………………………………………………………3
c.    Kandungan rokok………………………………………………………4
B.   PENGERTIAN KELOMPOK  PEMAKAI ZAT ADIKTIF(PEROKOK)…………5
C.   KLASIFIKASI KELOMPOK  PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ ROKOK……………...5
D.  CIRI-CIRI UMUM KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK………...5
E.   KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK…6
F.   MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK………………………………………………………………………6
G.  PENYEBAB TERJADINYA KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK…………7
H.  DAMPAK JIKA MASALAH KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK  TIDAK DITANGANI……………………………………………………………………7
I.    UPAYA UNTUK MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
          (UPAYA PREVENTIF DAN UPAYA  KURATIF)................................................7
a.   UPAYA PREVENTIF………………………………………………………7
b.   UPAYA KURATIF…………………………………………………………7
1.    HIPNOTERAPHY………………………………………………….7
2.   EGO STATE THERAPY/resource theraphy………………………8
3.   EFT(EMOSIONAL FREEDOM TEKNIK) Gary Craig……………9
4.   NLP(NEURO LINGUISTIK PROGRAMING)…………………….10
5.    KONSELING ……………………………………………………….11
1.Directive counseling……………………………………………..11
2.Non – directive counseling…………………………………….12
3.Eclective counseling…………………………………………….13
J.    BK UNTUK MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF…………………14
1.    Ancangan konseling yang sesuai untuk menangani kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF ………………………………………………………14
2.   Konsep Dasar……………………………………………………….14
3.   Tujuan Konseling………………………………………………….14
4.   Teknik Konseling yang Relevan………………………………….14
5.   Deskripsikan Langkah-langkah Pelaksanaan ……………………14-15
BAB III: PENUTUP…………………………………………………………………………16
A.   KESIMPULAN…………………………………………………………………………..16
B.   SARAN/REKOMENDASI………………………………………………………………16
DAFTAR RUJUKAN………………………………………………………………………..17



         BAB I: PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
    Dewasa ini zat adiktif/rokok semakin gencar meluas di berbagai tempat. Banyak negara– negara industri yang menilai bahwa merokok telah menjadi perilaku yang secara sosial dianggap kurang biasa untuk diterima. Hal ini adalah hasil penyuluhan yang intensif, bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah, melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat dan juga pihak perusahaan – perusahaan.Di negara berkembang, penyuluhan tentang bahaya merokok belum dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain karena industri rokok merupakansumber pemasukan bagi negara dan sumber kesempatan kerja, juga karena di sebagian besar negara – negara sedang berkembang, dana untuk ini walaupun ada,sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan oleh perusahaan –perusahaan rokok untuk memasarkan rokok.
    Industri rokok melaksanakan secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup modern, masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.Sebagian besar orang bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan berlebih. Awalnya memang tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan banyak timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang akan diderita oleh orang yang merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat disembuhkan. Oleh sebab itu, atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik untuk membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “KELOMPOK KHUSUS PEMAKAI ZAT ADIKTIF“.
  1. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain :
A.   Apa itu zat adiktif/rokok
B.    Apa Klasifikasi Kelompok PEMAKAI ZAT ADIKTIF
C.   Apa Ciri-ciri Umum Kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
D.   Apa Ciri-ciri Kelompok menurut Klasifikasi PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
E.    Apa Keunggulan dan Kelemahan Kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
F.    Apa Masalah-masalah yang dialami Kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
G.   Apa Penyebab terjadinya Kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
H.   Bagaimana Dampak jika masalah kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF  tidak ditangani
I.     Apa saja upaya untuk menangani kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF  (upaya preventif dan upaya  kuratif)
J.     Bagaimana BK untuk menangani Kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
a)  Ancangan konseling yang sesuai untuk menangani kelompok
    PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
b)  Konsep Dasar
c)   Tujuan Konseling
d)  Teknik Konseling yang Relevan
e)  Deskripsikan Langkah-langkah Pelaksanaan(Pilih salah satu dari teknik pada poin 4)
C.   Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah :
a. Untuk mengetahui mengenai apa itu zat adikttif/rokok.
b. Untuk mengetahui klasifikasi,ciri umum,keunggulan dan kelemahan kelompok khusus pemakai zat adiktif
c. Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah/dampak yang dialami kelompok pemakai zat adiktif
d. Untuk mengetahui upaya penanggulangan  serta implementasi/aplikasi BK bagi pemakai zat adiktif/ rokok.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan
bagi pembaca tentang kelompok khusus pemakai zat adiktif/rokok .

D.   Fokus Kajian
    Kajiian dalam makalah ini terfokus pada kelompok khusus pemakai zat  adiktif//kelompok pengguna rokok












































BAB II: PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ZAT ADIKTIF
   a. Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang bukan narkotika dan psikotropika tetapimenimbulkan ketagihan. Contohnya seperti : kopi, rokok, miras (alkohol), dll
(http://id.wikipedia.org/wiki/ Zat_adiktif).
Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, Zat Adiktif adalah bahan yang menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan ditandai
perubahan perilaku, kognitif, dan fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan gejala putus zat.
    b. Pengertian Rokok
    Menurut Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan individu dan masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya pengamanan. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

 Menurut Sitepoe (1997), rokok berdasarkan bahan baku atau isi di bagi tiga jenis:
1. Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2. Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.


 Lebih lanjut Sitepoe (1997) mengatakan bahwa rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :
1. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus
2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus

    c.  Kandungan rokok
Pada saat rokok dihisap komposisi rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi. Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan. Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah beracunnya (David, 2003). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah sebagai berikut :


1. Nikotin
    Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam nicotoana tabacum, nicotiana rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Komponen ini paling banyak dijumpai didalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat
(Sitepoe, 1997).
2. Karbon Monoksida (CO)
    Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau. Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16% (Sitepoe, 1997).
3. Tar
    Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika yang bersifat karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter dapat mengalami penurunan 5-15 mg (Sitepoe, 1997).
4. Timah Hitam (Pb)
    Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, 1997).
5. Amoniak
    Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun yang ada pada amoniak sehingga jika masuk
sedikit pun ke dalam peredaran darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Sitepoe, 1997).
6. Hidrogen Sianida (HCN)
    Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat mengakibatkan kematian (Sitepoe, 1997).
7. Nitrat Oksida
    Nitrat Oksida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit (Sitepoe, 1997).
8. Fenol
    Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang. Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan menghalangi aktivitas enzim (Sitepoe, 1997).
9. Hidrogen sulfida
    Hidrogen sulfida adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (Sitepoe, 1997).

B.PENGERTIAN KELOMPOK  PEMAKAI ZAT ADIKTIF(PEROKOK)
Adalah kelompok orang-orang yang candu/ketergantungan dengan rokok
Menurut Silvan Tomkins (dalam Al Bachri,1991) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah :
1.     Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam Psychological Factor in Smoking, 1978) menambahkan 3 sub tipe ini :
a.    Pleasure relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b.    Stimulation to pik them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c.     Pleasure of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok, misalnya merokok dengan pipa.
2.    Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila marah, cemas ataupun gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat.
3.    Perilaku merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological addiction. Bagi yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun.
  1. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah kebiasaan rutin. Pada tipe orang seperti ini merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis.
  1. KLASIFIKASI KELOMPOK  PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ ROKOK
     1. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah asap rokok yang dihirup oleh seseorang yang tidak
merokok(pasif smoker). Asap rokok tersebut biasa menjadi polutan bagi
manusia dan lingkungan sekitar. Asap rokok yang terhirup oleh orang-orang
bukan perokok karena berada disekitar perokok biasa menimbulkan
secone handsmoke.
     2. Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang suka merokok (Hasan alwi, 2003:960)
Kemudian menurut M.N.Burstan (1997:86)rokok aktif adalah asap rokok
yang berasal dari hisapan perokok(mainstream).
Dari perokok aktif ini dapat digolongkan menjadi tiga bagian:
a. Perokok ringan
Perokok ringan yaitu perokok yang merokok kurang dari sepuluh
batang per hari.
b. Perokok sedang
Perokok sedang adalah orang yang menghisap rokok sepuluh sampai
dua puluh batang perhari.
c. Perokok berat
Perokok berat adalah orang yang merokok lebih dari duapuluh batang
perhari. (M.N.Bustan, 1997).
D.  CIRI-CIRI UMUM KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK
       Ciri kelompok Pemakai zat adiktif/perokok dapat dikenali dengan mudah antara lain
1.     Nafas perokok cenderung bau
2.    Gigi dan bibir cendrung hitam
3.    Aroma tubuh cendrung bau rokok
4.    Memiliki karang gigi yang cendrunng kehitam-hitaman.
5.    Kuku cendrung lebih gelap/kuning
6.    Membawa rokok dan pemantik kemana-mana baik diisi di dalam saku baju/celana
7.    Wajah terlihat tidak cerah dll.          
E.    KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK
A.   Keunggulan kelompok pemakai zat adiktif/rokok
           Lebih gampang sembuh dibandingkan pengguna/pecandu narkoba dan alkohol
           Mudah bergaul dengan orang-orang yang sesama perokok
           Bisa lebih berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu dll
B.    Kelemahan kelompok pemakai zat adiktif/rokok
1.     Cenderung egois karena merokok tidak memperhatikan orang lain yang tidak merokok
2.    Cenderung berprilaku jorok karena membuang abu dan puntung rokok sembarangan
3.    Mudah deprsi apabila tidak merokok disaat memiliki masalah.
4.    Mudah terserang penyakit berbahaya.Dll

F.    MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK
1. Kanker paru-paru
    Kanker ialah penyakit yang disebabkan pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel abnormal yang ada dibagian tubuh. Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru (Karyadi, 2002).
2. Jantung Koroner
    Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap (Karyadi, 2002).
3. Bronkitis
    Bronkitis terjadi karena paru-paru dan alur udara tidak mampu melepaskan mucus yang terdapat di dalamnya dengan cara normal. Mucus adalah cairan lengket yang terdapat dalam tabung halus, yang disebut tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru. Mucus beserta semua kotoran tersebut biasanya terus bergerak melalui tabung baronkial dengan bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia ini terus menerus bergerak bergelombang seperti tentakel bintang laut, anemone, yang membawa mucus keluar dari paru-paru menuju ke tenggorokan. Asap rokok memperlambat gerakan silia dan setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama sekali. Keadaan ini berarti bahwa seorang perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mukusnya. Karena sistemnya tidak lagi bekerja sebaik semula, seorang perokok lebih mudah menderita radang paru-paru yang disebut bronchitis (Karyadi, 2002).
4. Penyakit Stroke
    Stroke adalah penyakit deficit neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak serta menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu, dan keadaan penduduk (Karyadi, 2002).
5. Hipertensi
    Walaupun nikotin dan merokok menaikkan tekanan darah diastole secara akut, namun tidak tampak lebih sering di antara perokok, dan tekanan diastole sedikit berubah bila orang berhenti merokok. Hal ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa perokok sekitar 10-12 pon lebih ringan dari pada bukan perokok yang sama umur, tinggi badan dan jenis kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat badan naik. Dua kekuatan, turunnya tekanan diastole akibat adanya nikotin dan naiknya tekanan diastole karena peningkatan berat badan, tampaknya mengimbangi satu sama lain pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit berubah (Bustan, 2007).
G.  PENYEBAB TERJADINYA KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK
          Dibedakan menjadi 2
         1.faktor internal
            Stres atau konflik dalam diri
            Keinginan/rasa ingin tahu
         2.faktor internal
Pengaruh lingkungan baik teman sebaya ataupun,orang tua dan lingkungan masyarakat   serta media massa.
H.  DAMPAK JIKA MASALAH KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF/ROKOK  TIDAK DITANGANI
Kelompok khusus pemakai zat adiktif/ rokok  dapat menimbulkan berbagai dampak pada   kesehatan
manusia, baik dampak langsung maupun efek menahun. Dampak ini bisa
terkena pada perokok aktif maupun pasif.
1. Dampak langsung merokok:
a. Air mata keluar banyak.
b. Rambut, baju, badan berbau.
c. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat.
d. Peristaltik usus meningkat, nafsu makan menurun.
2. Dampak jangka pendek (segera):
a. Sirkulasi darah kurang baik.
b. Suhu ujung-ujung jari (tangan/kaki) menurun.
c. Rasa mengecap dan membau hilang.
d. Gigi dan jari menjadi coklat atau hitam.
3. Dampak jangka panjang:
a. Kerja otak menurun.
b. Adrenalin meningkat.
c. Tekanan darah dan denyut nadi meningkat.
d. Rongga pembuluh darah menciut.
e. Muncul efek ketagihan dan ketergantungan
f. Mengidap penyakit-penyakit berbahaya.

I.    UPAYA UNTUK MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
   (UPAYA PREVENTIF DAN UPAYA  KURATIF)
·         UPAYA PREVENTIF
1.      Dengan memberikan informasi mengenai bahaya merokok yang dilakukan DINAS KESEHATAN dan LSM-LSM
2.     Memberikan pajak bea cukai yang tinggi untuk produk rokok yang dilakukan pemerintah melalui SKPD-SKPD pemerintah sehingga menurunkan konsumen rokok karena harga rokok yang naik oleh karena beban bea cukai yang tinggi.
·         UPAYA KURATIF
    1. HIPNOTERAPHY
Seni atau teknik yang menggunakan hypnosis atau hipnotis apa pun untuk meningkatkan pencapaian tujuan,meningkatkan motivasi atau perubahan,meningkatkan pertumbuhan pribadi atau spiritual, dan atau melepaskan klien dari masalah atau penyebab masalah.
    Pengertian hypnosis : secara garis besar arti hypnosis banyak disalah artikan dengan tidur. Menurut Charles tebbetts dalam bukunya miracles on demand edisi kedua menjabarkan hypnosis sebagai berikut: keadaan akal yang alami dan dipicu secara normal dalam kehidupan sehari-hari,jauh lebih sering dari pada dipicu secara sengaja.setiap perhatian kita terpusat pada novel atau film,kita berada dalam keadaan trance karena hypnosis alami.

Teknik-teknik
      Ideomotor Respon
      Age Regression
      The Affect Bridge Technique
      Interpretasi Mimpi
      Parts Therapy
      Abreaksion
      Desentisation Sistematis
      Desentisation Implosive
      Aversation Terapi
      Objecy Imageri
      Role Model
      Deepening
      Client-centered Hypnotherapy
      Self Hypnosis
      Gestalt
      Ego Personality Therapy
      Inner Child Work, Forgiveness Therapy
      Rewriting Hystort(reframing)
      Open Screen Imagery
      Positive Programmed Imagery
      Verbalizing
      Direcct Suggestion Dll
  1. EGO STATE THERAPY/resource theraphy
Ego-state Therapy adalah sebuah tehnik konseling psikologi modern yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Dr. Gordon Emmerson, PhD. seorang tokoh terkenal di bidang psikologi di Australia.
Konsep Ego-state sendiri apabila dijelaskan dalam bahasa yang sederhana (bukan bahasa ilmiah atau bahasa ilmu psikologi) adalah :
Sebuah pola perilaku tertentu yang terbentuk karena suatu perasaan/emosi tertentu. Dan akhirnya pola perilaku ini juga memiliki fungsi atau peranan tertentu yang spesifik dalam hidup seseorang.
Contoh dalam kehidupan sehari-hari seperti ini :
Saat kita merasa marah…… Bagaimana ekspresi wajah kita? Bahasa tubuh kita? Atau intonasi suara serta perilaku kita?
Saat kita sedang fokus dan serius mempersiapkan pekerjaan penting…… Bagaimana pula ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi suara dan perilaku kita?
Atau saat kita sedang merasa bersemangat….. Tentunya juga ada ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi suara dan perilaku tertentu juga kan?
Dari ketiga contoh di atas saja sudah bisa diambil kesimpulan bahwa pola perilaku yang muncul pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Terkesan seolah-olah ada berbagai tipe kepribadian yang berbeda dalam diri kita, bukankah demikian? Orangnya sama namun dalam situasi yang berbeda perasaan dan pola perilakunya akan berbeda-beda pula.
Nah, pola perilaku yang berbeda-beda dalam diri seseorang itulah yang dinamakan Ego-state. Dan setiap Ego-state memiliki fungsi yang berbeda-beda di mana munculnya juga dalam situasi yang berbeda.
Misalnya, saat kita menemui ada hal yang kita inginkan namun tidak tercapai Ego-state Kecewa akan muncul ke permukaan. Maka muncullah ekspresi wajah, gaya bicara serta perilaku orang kecewa pada saat tersebut.
Atau saat kita sedang menghadapi sebuah presentasi yang penting bisa jadi Ego-state Konsentrasi Penuh yang akan mengambilalih kendali menjadi “pilot” diri kita saat itu. Mungkin selain itu juga ada Ego-state lainnya seperti Semangat, Resourceful, Komunikatif dan lain sebagainya untuk mendukung suksesnya presentasi tersebut.
Prinsip dari terapi ini adalah mengajak dialog setiap bagian dengan mengajaknya ngobrol satu persatu agar dapat mencapai kesepakatan yang sama dengan bagian yang lain.
Teknik-teknik ego state terapi/resource terapi
1.     Empty chair
2.    Conversational teknik
3.    Conversation teknik
4.    Resistance deepening technique
5.    Resistance bridging
6.    Affect bridge
7.    Self talk dll
  1. EFT(EMOSIONAL FREEDOM TEKNIK) Gary Craig
Emotional Freedom Technique (EFT) adalah sebuah terapi psikologi praktis yang dapat menangani banyak penyakit, baik itu penyakit fisik dan penyakit psikologis (masalah pikiran dan perasaan). Dapat dikatakan EFT adalah versi psikologi dari terapi akupunktur yang menggunakan jarum.

EFT tidak menggunakan jarum, melainkan dengan menyelaraskan sistem energi tubuh pada titik-titik meridian di tubuh Anda, dengan cara mengetuk (tapping) dengan ujung jari. Teknik ini sangat mudah dipelajari dan dapat diterapkan di mana saja, untuk siapa saja.

Menurut teori ilmu EFT, penyebab segala macam emosi negatif adalah terganggunya sistim energi tubuh. Dan emosi-emosi negatif yang tak terselesaikan, menjadi penyebab utama pada hampir semua penyakit fisik kita. Sedangkan praktek-praktek penyembuhan barat sekarang ini masih mengabaikan fakta bahwa emosi negatif adalah penyebab dari 85% penyakit fisik. Dan itulah mengapa EFT sering kali berhasil pada kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dengan terapi atau pengobatan konvensional.

Gary Craig, sang penemu EFT tidak mengklaim bahwa EFT itu sempurna. Tetapi pada banyak kasus, EFT bekerja sangat cepat dan dengan hasil spektakuler. EFT sering kali berhasil menyembuhkan dimana teknik lainnya tidak sanggup.


Prinsip Dasar EFT: Penyebab segala bentuk emosi negatif adalah kekacauan dalam sistem energi tubuh. 








  1. NLP(NEURO LINGUISTIK PROGRAMING)
NEURO: Semua informasi masuk melalu indra ke sistem syaraf sampai otak. Cara syaraf dan otak menafsirkan pengalaman tersebut akan menentukan bagaimana manusia meresponnya.
LINGUISTIC: Cara sistem syaraf  dan otak dalam menafsirkan sesuatu sangat dipengaruhi oleh pemilihan bahasa komunikasi yang dipakai, baik komunikasi secara eksternal dengan orang lain, maupun di pikiran Anda.
 PROGRAMMING: Kemampuan ini memberi kesempatan kepada kita untuk terlibat aktif dalam pengendalian cara berpikir dan merasakan saat menafsirkan suatu pengalaman.
Dari paparan di atas, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa NLP adalah ilmu yang dapat dipakai memprogram pikiran dengan memakai linguistik tertentu.
berikut ini adalah definisi resmi dari Dr. Richard Bandler tentang NLP.“NLP adalah suatu sikap, dan metodologi yang menghasilkan jejak berupa teknik-teknik siap pakai.”
A.   Berbagai Prinsip dan Teknik NLP
1.     MODELING
NLP adalah teknologi modeling. Dimana apabila seseorang bisa melakukan sesuatu, dan kita bisa mencacah strategi mentalnya, kita bisa mengikuti strategi yang sama untuk mencapai hasil yang sama di konteks kita.
2.    RAPPORT
Rapport adalah salah satu prinsip dan teknik komunikasi dan membangun hubungan yang paling populer di dunia. Dan Rapport menyangkut hubungan dengan diri sendiri maupun orang lain.
Rapport dibangun dengan prinsip pacing-leading dan matching-mirroring. Prinsip pacing berarti menyamakan atau menyesuaikan. Pemahaman praktisnya adalah 'menyamakan frekuensi'. Dengan penyamaan ini, tahap berikutnya, yakni 'leading' bisa dilakukan.
Tahap pacing bisa dilakukan dengan prinsip matching-mirroring. Prinsip ini dijalankan dengan melakukan berbagai penyesuaian dalam posisi tubuh, gerak-gerik, verbal, mimik, dll.
3.    ANCHOR
Pemicu yang telah terbentuk untuk sebuah perilaku secara berulang atau yang menjadi habit (entah dianggap baik atau buruk - dalam bahasa NLP: bermanfaat atau tidak), disebut sebagai Anchor. Misalnya secara habit, dengan melihat sesuatu seseorang menjadi takut. Atau dengan mendengar sesuatu, seseorang menjadi percaya diri.
4.    SISTEM REPRESENTASIONAL
Manusia menangkap informasi dari dunia eksternal melalui kelima indera - visual (penglihatan), auditory (pendengaran), kinesthetic (perasa), olfactory (penciuman) dan gustatory (pengecap). Dan untuk bisa menimbulkan pemahaman terhadap dunia luar tersebut, seseorang perlu mempunyai representasi dunia luar tersebut di dalam pikirannya. Ia entah harus punya sebuah bentuk visual yang bisa dipahami atau bisa disimpulkan sebagai apa, bentuk kata-kata yang punya makna tertentu, dll.
Bagaimana pikiran kita membuat perwakilan dunia luar ini disebut Sistem Representasional. 
5.    SUBMODALITY
Setiap representasi mempunyai detil dan spesifik yang bisa dikenali dan dikelola. Visual misalnya mempunyai bentuk, warna, jarak, ketajaman gambar, dimensi (2D atau 3D), ukuran (besar/kecil), dll. Atau suara misalnya mempunyai tempo (cepat/lambat), jarak (jauh/dekat), stereo/mono, dll. Perasaan misalnya punya letak, panas/dingin, keras/lembut, dll.
Spesifik atau detil dari representasi tersebut disebut sebagai Submodality.
6.    STRATEGI
Perilaku manusia, dihasilkan oleh struktur berupa tahapan atau sekuens beberapa representasi. Struktur ini disebut sebagai strategi.

7.    PRESUPPOSITIONS OF NLP
Sepertihalnya berbagai ilmu dan teknologi, NLP pun punya dasar atau landasan berpikir dan bertindak. Dasar atau landasan ini disebut Presuppositions of NLP.
Presuppositions digali, didapatkan dan dirumuskan berdasarkan model-model bermanfaat di berbagai konteks. Presuppositions ini tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, hanya diadaptasi dan dihidupi, dan dilihat, dirasakan manfaatnya secara subyektif.
Presuppositions ini juga yang menjadi landasan berbagai prinsip, teknik, metode di NLP.
B.TEKNIK-TEKNIK NLP
Di NLP terdapat banyak sekali teknik dan metode perubahan yang bermanfaat. Bahkan berbagai teknik baru hasil modifikasi teknik lama terus diciptakan setiap tahun oleh para pengembang maupun peminat NLP.
Di antara berbagai teknik tersebut, yang populer antara lain.
·         Fast Phobia Cure
·         Swish Pattern
·         Changing Belief
·         Changing Personal History
·         Meta Model
·         Meta Program
·         Reframing
·         Six Steps Reframing
·         New Behavior Generator
·         Parts Negotiation
·         Timeline
·         Disney Strategy
·         Perceptual Positions
·         Neurological Level
·         Dan masih banyak lagi

  1. KONSELING
1.Directive counseling
Teknik directive counseling disebut pula dengan konseling yang berpusat pada konselor, pada pendekatan ini konselor yang membantu memecahkan masalah konseli dengan secara sadar mempergunakan sumber-sumber intelektualnya. Tujuan utama dari metode ini adalah membantu konseli mengganti tingkah laku emosional dan impulsif dengan tingkah laku yang rasional. Lepasnya tegangan-tegangan dan didapatnya ”insight” dipandang sebagai suatu hal yang penting.

Di dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi konseli dengan rasional, konselor tidak boleh bersikap otoriter dan menuduh, walaupun dikatakan direktif. Larangan-larangan yang langsung, petuah yang didaktis dan petuah yang sifatnya mengatur sebaiknya di hindari.

Konsep direktif meliputi bahwa konseli membutuhkan bantuan dan konselor membantu menemukan apa yang menjadi masalahnya dan apa yang mesti kerjakan.
Teknik-teknik directive counseling
         Psikoanalisa
         Behavioral
         Rasional Emotif
         Gestalt
         Analisis Transaksional
         Adlerian Dll
Langkah-langkah dalam Directive Counseling :

1.     Analysis : Mengumpulkan data diri tentang klien dan masalah klien dari berbagai sumber
2.    Synthesis : Menganalisis, mengatur dan menyusun data yang sudah dikumpulkan
3.    Diagnosis : Merumuskan kesimpulan tentang masalah-masalah yang dialami klien, mengidentifikasi masalah serta sebab-sebabnya, menentukan sebabnya dilihat dari pengalaman masa lalu, sekarang dan akan datang.
4.    Prognosis : Rangkaian tentang hasil yang dicapai klien selama konseling 
5.    Counseling (Treatment) : Pemberian bantuan kepada klien agar bisa menyelesaikan masalahnya
6.    Follow Up : Usaha untuk menentukkan efektifitas konseling yang sudah dilakukan konselor. 
2.Non – directive counseling
Pendekatan ini disebut juga dengan Client Centered Therapy oleh Carls Rogers, dimana merupakan terapi yang dilakukan agar tercapai gambaran yang serasi antara Ideal Self dan Reality Self. Pada pendekatan ini tidak ada satupun yang saling mendominasi, karena yang dapat memecahkan masalah adalah klien itu sendiri. Pendekatan ini menuntut adanya hubungan teraupetik dan membutuhkan waktu yang lama dalam konseling. Dalam pendekatan nondirektif, klien diminta lebih aktif dan lebih bertanggungjawab terhadap masalahnya dan konselor hanya mendorong dan menciptakan situasi agar klien bisa berkembang sendiri.
Teknik-teknik yang masuk dalam kelompok ini:
         CLIENT-CENTERED
         EKSISTENSIAL
Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar, pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan kecenderungan mengaktualkan diri. Pendekatan ini memberikan kontribusi yang besar dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia terhadap manusia yang lain dalam proses teurapeutik. Terapi eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak bayi. Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing individu. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu, yang berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, akan lebih meningkatkan kebebasan konseling dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam setiap tindakan yang di ambilnya.
         Logotherapy
Konseling logoterapi merupakan konseling untuk membantu individu mengatasi masalah ketidakjelasan makna dan tujuan hidup, yang sering menimbulkan kehampaan dan hilangnya gairah hidup. Konseling logoterapi berorientasi pada masa depan (future oriented) dan berorientasi pada makna hidup (meaning oriented). Relasi yang dibangun antara konselor dengan konseli adalah encounter, yaitu hubungan antar pribadi yang ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk saling menghargai, memahami dan menerima sepenuhnya satu sama lain.
         Postmodern Solution-focused brief counseling (SFBC)
 Konselor SFBC berkeyakinan bahwa tidak bisa memahami secara pasti tentang penyebab masalah individu. Konselor perlu tahu apa yang membuat orang memasuki masa depan yang lebih baik dan lebih sehat, yaitu tujuan yang lebih baik dan lebih sehat. Individu tidak bisa mengubah masa lalu tetapi ia dapat mengubah tujuannya. Tujuan yang lebih baik dapat mengatasi masalah dan mengantarkan ke masa depan yang lebih produktif. Konselor perlu mengetahui karakteristik tujuan konseling yang baik dan produktif: positif, proses, saat sekarang, praktis, spesifik, kendali konseli, bahasa konseli.
Sebagai ganti teori kepribadian dan psikopatologi, masalah dan masa lalu, SFBC berpokus pada saat sekarang yang dipandu oleh tujuan positif yang spesifik yang dibangun berdasarkan bahasa konseli yang berada di bawah kendalinya.

     proses konseling non directive sebagai berikut:
1.     Klien datang pada konselor atas kemauan sendiri. Apabila klien datang atas suruhan orang lain, maka konselor harus mampu menciptakan situasi yang sangat bebas dan permisif
2.    Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab klien, untuk itu konselor menyadarkan klien
3.    Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan perasaannya. Konselor harus bersikap ramah, bersahabat, dan menerima klien sebagaimana adanya.
4.    Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya
5.    Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima keadaan dirinya
6.    Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan diambil (perencanaan)
7.    Klien merealisasikan pilihannya itu
Implementasi teknik konseling didasari atas paham filsafat serta sikap konselor. Karena itu dalam pelaksanaan teknik konseling amat diutamakan sifat-sifat konselor berikut:
a.    Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara netral.
b.    Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu, sesuai antara perkataan dan perbuatan dan konsisten.
c.     Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien.
d.    Nonjudge mental artinya tidak memberi penilaian terhadap klien, akan tetapi konselor selalu objektif.

3.Eclective counseling
Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan direktif dengan pendekatan nondirektif. Pendekatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Frederick Thorne. Pada pendekatan eklektik, konselor memiliki kebebasan dalam metodologi dan menggunakan berbagai keterampilan konseling yang dimiliki. Peran konselor, tahapan, dan teknik konseling pada pendekatan konseling eklektik dilakukan dengan fleksibel. Konselor dapat berperan sebagai psikoanalisis, mitra konseli, motivator, pelatih, atau peran-peran lainnya tergantung pada kombinasi pendekatan konseling yang dipakai. Oleh karenanya, dalam menerapkan pendekatan konseling ini, diperlukan kejelian dan kecermatan konselor dalam memilih dan mengkombinasikan pendekatan dan teknik konseling yang dianggap paling tepat. Konselor dituntut untuk memiliki kecakapan dan kemampuan menggunakan teknik-teknik dan pendekatan yang dipergunakannya. Karena bersifat komprehensif dan memberikan ruang gerak yang bebas bagi konselor, menjadikan pendekatan konseling eklektik ini menjadi pendekatan yang popular dikalangan psikoterapis. 




J.     BK UNTUK MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
1.     Ancangan konseling yang sesuai untuk menangani kelompok PEMAKAI  ZAT ADIKTIF
Konseling yang dilakukan atau diancangkan sebagai berikut
      • .Dengan konseling derection
      • .Dengan konseling inderection/non derection
      • .Dengan konseling eklektik/penggabungan antara non derection dan  derection
2.    Konsep Dasar
§  Suatu masalah yang ada sekarang mungkin saja terjadi akibat kejadian masa lalu.
§  Ubahlah program/keyakinan yang salah dalam pikiran maka kehidupan pun berubah.
§  Singkirkan penyebab maka masalah hilang
§  Tidak ada yang paling tahu tentang diri manusia selain bathin atau bawah sadar manusia itu sendiri
§  Stress atau masalah disebabkan oleh tekanan/masalah yang luar biasa dari jiwa.angkat masalahnya,maka hilang stresnya.
§  Kata-kata yang tepat dari orang yang tepat atau memiliki otoritas dan ahli dalam ilmu tersebut lebih kuat dari pada efek obat
§  Pikirang bekerja berdasarkan kata-kata.
3.    Tujuan Konseling
§  Mengatasi akar penyebab masalah mengapa seseorang merokok dan merubah atau mengganti  perilaku merokok tersebut.
4.    Teknik Konseling yang Relevan
§  Dengan teknik psikoanalisis
§  Dengan teknik konseling behavioristik
§  Dengan teknik konseling client centered traphy
§  Dengan konseling Gestalt
5.    Deskripsikan Langkah-langkah Pelaksanaan
Teknik yang dapat digunakan yaitu dengan konseling eklektik yaitu menggabungkan teknik-teknik konseling yang ada pada kelompok konseling derection maupun non derection.
1.     Sebelum memulai konseling ,konselor harus menjalin rapport dengan klien.rapport yang baik akan membantu kita untuk lebih di dengar oleh konseli dan konseli tentunya tidak menolok setiap peroses dan saran yang kita berikan.dengan rapport yang baik konselor dapat meminamalisir defense yang ada pada diri klien.
2.    Galilah motivasi bawah sadar yang mendasari seseorang merokok
Ada lima motivasi bawah sadar yang akan mempengaruhi seseorang dalam hal apapun termasuk merokok.
·         Repetisi atau pengulangan
Yaitu hal atau perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi kebiasaan
·         Otoritas/orang-orang yang didengar oleh klien atau orang-orang yang mengajaknya untuk merokok pertama kali jika ada
·         Hasrat terhadap identitas(ego)
Keinginan untuk menjadi sama dengan kelompok atau bertentangan serta berbeda dengan kelompok
·         Self talk/sugesti terhadap diri sendiri yaitu kata-kata yang kita ucapkan didalam hati seolah-olah berbicara dengan diri kita sendiri
·         Emosi yaitu perasaan yang mendasari sebuah tindakan pertama kali dilakukan.
3.    Setelah mendapatkan motivasi bawah sadar mengapa dia melakukan perilaku merokok,kita lakukan interpretasi mimpi yaitu minta ia membayangkan dan menyadari hal-hal apa saja dimasalalu yang menyebabkan dia bermasalah ,jika karna deprisi atau masalah dimasa lalu maka kita ajak dia untuk bisa memaafkan dirinya maupun orang lain yang membuat ia merasa tertekan sehingga dia merokok/lebih dikenal forgivness teraphy.
4.    Lakukan rileksasi sehingga klien tenang dan nyaman disaat klien tenang dan nyaman ia cendrung lebih mau mendengarkan orang lain dan apa yang disampaikan konselor dapat masuk ke dalam pikirannya dan dapat menembus 4 filter mentalnya
empat filter mental di pikiran bawah sadar. Empat filter mental ini yaitu
·         filter survival (keselamatan hidup),
·         filter moral/agama,
·         filter benar/salah,
·         dan filter masuk akal/tidak.
Dengan melakukan rileksasi secara tidak langsung kita membuat konseli nyaman dan membuat jenis filter mental atau crtikal area ini menjadi lemah sejenak sehingga saran atau masukan konselor diterima dan didengar konseli tanpa adanya penolakan.
5.    Yang berikutnya minta klien mencari manfaat sebnyak-banyaknya yang ia dapat jika mengganti kebiasaan ini ataupun menghilangkan kebiasaan merokok ini.karena manusia cendrung secara psikologis mau melakukan sesuatu apabila ia mendapatkan  manfaat dari hal tersebut ketimbang kita memaparkan efek negatif dari perilaku itu kepada seseorang. Pendekatan ini didasarkan pada konsep sederhana  bahwa jika kita sudah jatuh cinta kepada manfaat perubahan,kita akan jauh lebih mudah melakukan perubahan tersebut.
6.    Kita dapat melakukan teknik gestal terapy atau teknik bangku kosong yaitu mencari bagian dalam diri seseorang yang masih menolak untuk berubah atau masih mengalami pertentangan dalam dirinya (ego orang tua,ego dewasa,dan ego anak-anak) sehingga konseli dapat dengan mudah meninggalkan perilaku merokok itu karna tidak ada bagian dalam dirinya yang bertentangan lagi.
7.    Berikan tugas pada konseli apabila perilaku merokok itu mulai muncul atau keinginan merokok tersebut muncul ,konseli harus menggantinya atau melakukan kompensasi atau substitusi dengan melakukan hal lain seperti minum air atau menghisap permen.
8.    Minta konseli berkomitmen dan mau dengan sukarela demi kebaikan konseli untuk menjalankan kesepakatan yang ada sehingga perilaku merokok dapat diatasi dan konseli menerima manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya sendiri




BAB III: PENUTUP
A.   Kesimpulan
Perilaku merokok merupakan perilaku yang timbul karena masalah dimasa lalu atau karna faktor pengaruh dalam lingkungan pergaulan. Perilaku merokok banyak mendatangkan pengaruh negatif ketimbang postif.setiap perokok itu beresiko tinggi terkena penyakit berbahaya.
B.    Saran/Rekomendasi
Dalam penangan perubahan perilaku seseorang sebagai konselor kita harus fleksibel untuk dapat menggabungkan antara teknik direction dan non direction sehingga hasil yang dicapai lebih baik dan lebih cepat.







































DAFTAR RUJUKAN

http://id.wikipedia.org/wiki/ Zat_adiktif
http://tito1t2gesper.wordpress.com
http://tokorokok.com/bahaya-rokok/mengapa-nikotin-berbahaya/
http://promkes.depkes.go.id/site/smokinggokills/merokok-dapat-menyebabkanpenyakit-
artritis-reumatoid/
Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan . Jakarta : Arcan
Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat Adiktif Lainnya serta
Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda Printing
Hunter,roy.1995.seni hipnoterapi.wales:published by crown house publishing Ltd.
Corey,Gerald. 2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Belmont,CA: Brooks/Cole
Kelly, Michael. S. Kim, Johnnya. S. Franklin Cynthia. 2008. Solution-Focused Brief Therapy In Schools. Oxford: University Press.
Arif, Antonius. Ego State Therapy. 2011. PT Gramedia, Jakarta
A. Pervin, Laurence dkk. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian, Jakarta: Kencana, 2010
C. Roy Hunter, “Seni Hipnosis “, Jakarta : PT Indeks, 2015,.
 C. Roy Hunter MS, Seni Hypnotherapy: Penguasaan Teknik yang Berpusat pada Klien. Terjemahan oleh Paramita (Jakarta: PT Indeks, 2011).