|


Kelompok 7
MEDIANTO BUNGA
RADEN SAHARIA IRWAN YUSUP
MICHAEL OLA ANGIN
STEVANUS H LASDIN
NOVIANA YOLANDA BETE

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
TAHUN 2016/2017

KATA PENGANTAR
PUJI SYUKUR KEHADIRAT TUHAN YANG
MAHA ESA ATAS SEGALA RAHMATNYA SEHINGGA MAKALAH INI DAPAT TERSUSUN HINGGA
SELESAI . TIDAK LUPA KAMI JUGA MENGUCAPKAN BANYAK TERIMAKASIH ATAS BANTUAN DARI
PIHAK YANG TELAH BERKONTRIBUSI DENGAN MEMBERIKAN SUMBANGAN BAIK MATERI MAUPUN
PIKIRANNYA.
DAN HARAPAN KAMI SEMOGA MAKALAH INI DAPAT MENAMBAH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN BAGI PARA PEMBACA, UNTUK KE DEPANNYA DAPAT MEMPERBAIKI BENTUK MAUPUN MENAMBAH ISI MAKALAH AGAR MENJADI LEBIH BAIK LAGI.
KARENA KETERBATASAN PENGETAHUAN MAUPUN PENGALAMAN KAMI, KAMI YAKIN MASIH BANYAK KEKURANGAN DALAM MAKALAH INI, OLEH KARENA ITU KAMI SANGAT MENGHARAPKAN SARAN DAN KRITIK YANG MEMBANGUN DARI PEMBACA DEMI KESEMPURNAAN MAKALAH INI.
DAN HARAPAN KAMI SEMOGA MAKALAH INI DAPAT MENAMBAH PENGETAHUAN DAN PENGALAMAN BAGI PARA PEMBACA, UNTUK KE DEPANNYA DAPAT MEMPERBAIKI BENTUK MAUPUN MENAMBAH ISI MAKALAH AGAR MENJADI LEBIH BAIK LAGI.
KARENA KETERBATASAN PENGETAHUAN MAUPUN PENGALAMAN KAMI, KAMI YAKIN MASIH BANYAK KEKURANGAN DALAM MAKALAH INI, OLEH KARENA ITU KAMI SANGAT MENGHARAPKAN SARAN DAN KRITIK YANG MEMBANGUN DARI PEMBACA DEMI KESEMPURNAAN MAKALAH INI.
KUPANG, NOVEMBER 2016
PENYUSUN
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….
KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………...1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………….1
C. TUJUAN…………………………………………………………………….1
D. MANFAAT………………………………………………………………….2
E.
FOKUS
KAJIAN…………………………………………………………….2
BAB II: PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN ZAT ADIKTIF………………………………………………3
a. Zat adiktif ………………………………………………………………3
b. Pengertian Rokok………………………………………………………3
c.
Kandungan
rokok………………………………………………………4
B.
PENGERTIAN KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF(PEROKOK)…………5
C.
KLASIFIKASI
KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ ROKOK……………...5
D.
CIRI-CIRI UMUM
KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ROKOK………...5
E.
KEUNGGULAN DAN
KELEMAHAN KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF/ROKOK…6
F.
MASALAH-MASALAH
YANG DIALAMI KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF/ROKOK………………………………………………………………………6
G.
PENYEBAB
TERJADINYA KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF/ROKOK…………7
H.
DAMPAK JIKA
MASALAH KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF/ROKOK TIDAK
DITANGANI……………………………………………………………………7
I.
UPAYA UNTUK
MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
(UPAYA PREVENTIF DAN UPAYA KURATIF)................................................7
a.
UPAYA PREVENTIF………………………………………………………7
b.
UPAYA KURATIF…………………………………………………………7
1.
HIPNOTERAPHY………………………………………………….7
2.
EGO STATE
THERAPY/resource theraphy………………………8
3.
EFT(EMOSIONAL
FREEDOM TEKNIK) Gary Craig……………9
4.
NLP(NEURO
LINGUISTIK PROGRAMING)…………………….10
5. KONSELING ……………………………………………………….11
1.Directive counseling……………………………………………..11
2.Non – directive
counseling…………………………………….12
3.Eclective
counseling…………………………………………….13
J.
BK UNTUK
MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF…………………14
1.
Ancangan
konseling yang sesuai untuk menangani kelompok PEMAKAI ZAT
ADIKTIF ………………………………………………………14
2.
Konsep Dasar……………………………………………………….14
3.
Tujuan Konseling………………………………………………….14
4.
Teknik Konseling
yang Relevan………………………………….14
5.
Deskripsikan
Langkah-langkah Pelaksanaan ……………………14-15
BAB III:
PENUTUP…………………………………………………………………………16
A.
KESIMPULAN…………………………………………………………………………..16
B.
SARAN/REKOMENDASI………………………………………………………………16
DAFTAR
RUJUKAN………………………………………………………………………..17
BAB I: PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dewasa ini zat adiktif/rokok
semakin gencar meluas di berbagai tempat. Banyak negara– negara industri yang
menilai bahwa merokok telah menjadi perilaku yang secara sosial dianggap kurang
biasa untuk diterima. Hal ini adalah hasil penyuluhan yang intensif, bukan saja
dilaksanakan oleh pemerintah, melainkan oleh pihak lembaga swadaya masyarakat
dan juga pihak perusahaan – perusahaan.Di negara berkembang, penyuluhan tentang
bahaya merokok belum dilaksanakan secara intensif. Hal ini selain karena
industri rokok merupakansumber pemasukan bagi negara dan sumber kesempatan
kerja, juga karena di sebagian besar negara – negara sedang berkembang, dana
untuk ini walaupun ada,sangat kecil dibandingkan dengan dana yang dipergunakan
oleh perusahaan –perusahaan rokok untuk memasarkan rokok.
Industri rokok melaksanakan
secara agresif dan dengan mengaitkan merokok dengan gaya hidup modern,
masyarakat terutama remaja yang paling sangat terpengaruh.Sebagian besar orang
bisa meninggal dikarenakan mengkonsumsi rokok dengan berlebih. Awalnya memang
tidak terasa sakit, tetapi semakin lama seseorang mengkonsumsi rokok, maka akan
banyak timbul berbagai penyakit dalam tubuhnya. Sebagian besar penyakit yang
akan diderita oleh orang yang merokok adalah penyakit yang umumnya tidak dapat
disembuhkan. Oleh sebab itu, atas dasar realita inilah penulis merasa tertarik
untuk membahasnya dalam bentuk makalah dengan judul “KELOMPOK KHUSUS PEMAKAI
ZAT ADIKTIF“.
- Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka penulis
merumuskan beberapa masalah yang akan dibahas, antara lain :
A. Apa itu zat adiktif/rokok
B. Apa Klasifikasi Kelompok PEMAKAI ZAT ADIKTIF
C. Apa Ciri-ciri Umum Kelompok PEMAKAI ZAT ADIKTIF
D. Apa Ciri-ciri Kelompok menurut Klasifikasi PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
E. Apa Keunggulan dan Kelemahan Kelompok PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
F. Apa Masalah-masalah yang dialami Kelompok PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
G. Apa Penyebab terjadinya Kelompok PEMAKAI ZAT ADIKTIF
H. Bagaimana Dampak jika masalah kelompok PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
tidak ditangani
I. Apa saja upaya untuk menangani kelompok PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
(upaya preventif
dan upaya kuratif)
J. Bagaimana BK untuk menangani Kelompok PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
a) Ancangan
konseling yang sesuai untuk menangani kelompok
PEMAKAI ZAT ADIKTIF
b) Konsep Dasar
c) Tujuan Konseling
d) Teknik Konseling
yang Relevan
e) Deskripsikan
Langkah-langkah Pelaksanaan(Pilih salah satu dari teknik pada poin 4)
C.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah ini
adalah :
a. Untuk mengetahui mengenai apa itu zat adikttif/rokok.
b. Untuk mengetahui klasifikasi,ciri umum,keunggulan dan kelemahan kelompok
khusus pemakai zat adiktif
c. Untuk mengetahui apa saja masalah-masalah/dampak yang dialami kelompok
pemakai zat adiktif
d. Untuk mengetahui upaya penanggulangan
serta implementasi/aplikasi BK bagi pemakai zat adiktif/ rokok.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai pengetahuan
bagi pembaca tentang kelompok khusus pemakai zat adiktif/rokok .
D. Fokus Kajian
Kajiian dalam
makalah ini terfokus pada kelompok khusus pemakai zat adiktif//kelompok
pengguna rokok
BAB
II: PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN ZAT ADIKTIF
a. Zat adiktif adalah obat serta bahan-bahan aktif yang apabila
dikonsumsi oleh organisme hidup dapat menyebabkan kerja biologi serta
menimbulkan ketergantungan atau adiksi yang sulit dihentikan dan berefek ingin
menggunakannya secara terus-menerus yang jika dihentikan dapat memberi efek
lelah luar biasa atau rasa sakit luar biasa, atau zat yang bukan narkotika dan
psikotropika tetapimenimbulkan ketagihan. Contohnya seperti : kopi, rokok,
miras (alkohol), dll
(http://id.wikipedia.org/wiki/
Zat_adiktif).
Menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, Zat Adiktif adalah bahan yang
menyebabkan adiksi atau ketergantungan yang membahayakan kesehatan dengan
ditandai
perubahan perilaku, kognitif, dan
fenomena fisiologis, keinginan kuat untuk mengonsumsi bahan tersebut, kesulitan
dalam mengendalikan penggunaannya, memberi prioritas pada penggunaan bahan tersebut
daripada kegiatan lain, meningkatnya toleransi dan dapat menyebabkan keadaan
gejala putus zat.
b. Pengertian Rokok
Menurut Peraturan Pemerintah RI
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan, rokok merupakan
salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan bahaya bagi kesehatan
individu dan masyarakat, oleh karena itu perlu dilakukan berbagai upaya
pengamanan. Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau
bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana
Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan.
Menurut Sitepoe (1997), rokok berdasarkan
bahan baku atau isi di bagi tiga jenis:
1. Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya
hanya daun tembakau yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
2. Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya
berupa daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu.
3. Rokok Klembak : rokok yang
bahan baku atau isinya berupa daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang diberi
saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Lebih lanjut Sitepoe
(1997) mengatakan bahwa rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi dua jenis :
1. Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian
pangkalnya terdapat gabus
2. Rokok Non Filter (RNF) : rokok
yang pada bagian pangkalnya tidak terdapat gabus
c. Kandungan
rokok
Pada saat rokok dihisap komposisi
rokok yang dipecah menjadi komponen lainnya, misalnya komponen yang cepat
menguap akan menjadi asap bersama-sama dengan komponen lainnya terkondensasi.
Dengan demikian komponen asap rokok yang dihisap oleh perokok terdiri dari
bagian gas (85%) dan bagian partikel (15%). Rokok mengandung kurang lebih 4.000
jenis bahan kimia, dengan 40 jenis di antaranya bersifat karsinogenik (dapat
menyebabkan kanker), dan setidaknya 200 diantaranya berbahaya bagi kesehatan.
Racun utama pada rokok adalah tar, nikotin, dan karbon monoksida (CO). Selain
itu, dalam sebatang rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah
beracunnya (David, 2003). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain
adalah sebagai berikut :
1. Nikotin
Nikotin yaitu zat
atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam nicotoana tabacum, nicotiana
rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya
bersifat adiktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Komponen ini paling
banyak dijumpai didalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok
antara 0.5-3 ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau
plasma antara 40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan
dan pada dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat
aktif dan mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat
(Sitepoe, 1997).
2. Karbon Monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) adalah sejenis gas yang tidak memiliki bau.
Unsur ini dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang
atau karbon. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan
oksigen dalam transpor maupun penggunaannya. Gas CO yang dihasilkan sebatang
rokok dapat mencapai 3-6%, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah
sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar
karboksi hemoglobin dalam darah sejumlah 2-16% (Sitepoe, 1997).
3. Tar
Tar merupakan
bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap air diasingkan. Tar
adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika yang bersifat karsinogenik.
Dengan adanya kandungan
tar yang beracun ini, sebagian dapat merusak sel paru karena dapat lengket dan
menempel pada jalan nafas dan paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya
kanker. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap
padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan
berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru.
Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar
dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter
dapat mengalami penurunan 5-15 mg (Sitepoe, 1997).
4. Timah Hitam (Pb)
Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke
dalam tubuh adalah 20 ug per hari (Sitepoe, 1997).
5. Amoniak
Amoniak merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan
hidrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun
yang ada pada amoniak sehingga jika masuk
sedikit pun ke dalam peredaran darah
akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma (Sitepoe, 1997).
6. Hidrogen Sianida (HCN)
Hidrogen sianida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau
dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan, mudah
terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernapasan dan merusak saluran
pernapasan. Sianida adalah salah satu zat yang mengandung racun yang sangat
berbahaya. Sedikit saja sianida dimasukkan langsung ke dalam tubuh dapat
mengakibatkan kematian (Sitepoe, 1997).
7. Nitrat Oksida
Nitrat Oksida merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan bila
terhisap dapat menyebabkan hilangnya pertimbangan dan menyebabkan rasa sakit
(Sitepoe, 1997).
8. Fenol
Fenol adalah campuran dari kristal yang dihasilkan dari distilasi
beberapa zat organik seperti kayu dan arang, serta diperoleh dari tar arang.
Zat ini beracun dan membahayakan karena fenol ini terikat ke protein dan
menghalangi aktivitas enzim (Sitepoe, 1997).
9. Hidrogen sulfida
Hidrogen sulfida
adalah sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan bau yang keras.
Zat ini menghalangi oksidasi enzim (Sitepoe, 1997).
B.PENGERTIAN KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF(PEROKOK)
Adalah kelompok orang-orang yang
candu/ketergantungan dengan rokok
Menurut Silvan
Tomkins (dalam Al Bachri,1991) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan
Management of affect theory, keempat tipe tersebut adalah :
1. Tipe
perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang
merasakan penambahan rasa yang positif. Green (dalam Psychological Factor in Smoking,
1978) menambahkan 3 sub tipe ini :
a. Pleasure
relaxation, perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan
yang sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation
to pik them up. Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan
perasaan.
c. Pleasure
of handling the cigarette. Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok,
misalnya merokok dengan pipa.
2. Perilaku
merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negatif. Banyak orang menggunakan rokok
untuk mengurangi perasaan negatif, misalnya bila marah, cemas ataupun gelisah,
rokok dianggap sebagai penyelamat.
3. Perilaku
merokok yang adiktif. Oleh Green disebut sebagai psychological addiction. Bagi
yang sudah adiksi, akan menambah dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah
efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar
rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun.
- Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan
perasaan mereka, tetapi karena benar-benar sudah kebiasaan rutin. Pada
tipe orang seperti ini merokok merupakan suatu perilaku yang bersifat
otomatis.
- KLASIFIKASI
KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ ROKOK
1. Perokok Pasif
Perokok pasif adalah asap rokok
yang dihirup oleh seseorang yang tidak
merokok(pasif smoker).
Asap rokok tersebut biasa menjadi polutan bagi
manusia dan lingkungan sekitar.
Asap rokok yang terhirup oleh orang-orang
bukan perokok karena berada
disekitar perokok biasa menimbulkan
secone handsmoke.
2.
Perokok aktif
Perokok aktif adalah orang yang
suka merokok (Hasan alwi, 2003:960)
Kemudian menurut M.N.Burstan
(1997:86)rokok aktif adalah asap rokok
yang berasal dari hisapan perokok(mainstream).
Dari perokok aktif ini dapat
digolongkan menjadi tiga bagian:
a. Perokok ringan
Perokok ringan yaitu perokok yang merokok kurang dari sepuluh
batang per hari.
b. Perokok sedang
Perokok sedang adalah orang yang
menghisap rokok sepuluh sampai
dua puluh batang perhari.
c. Perokok berat
Perokok berat adalah orang yang merokok lebih dari duapuluh batang
perhari. (M.N.Bustan, 1997).
D. CIRI-CIRI UMUM KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ROKOK
Ciri kelompok Pemakai zat adiktif/perokok
dapat dikenali dengan mudah antara lain
1.
Nafas perokok cenderung bau
2.
Gigi dan bibir
cendrung hitam
3.
Aroma tubuh cendrung
bau rokok
4.
Memiliki karang gigi
yang cendrunng kehitam-hitaman.
5.
Kuku cendrung lebih
gelap/kuning
6.
Membawa rokok dan
pemantik kemana-mana baik diisi di dalam saku baju/celana
7. Wajah terlihat tidak cerah dll.
E.
KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ROKOK
A.
Keunggulan kelompok
pemakai zat adiktif/rokok
Lebih
gampang sembuh dibandingkan pengguna/pecandu narkoba dan alkohol
Mudah
bergaul dengan orang-orang yang sesama perokok
Bisa
lebih berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu dll
B.
Kelemahan kelompok
pemakai zat adiktif/rokok
1.
Cenderung egois karena merokok
tidak memperhatikan orang lain yang tidak merokok
2.
Cenderung berprilaku jorok karena membuang abu dan puntung rokok sembarangan
3.
Mudah deprsi apabila
tidak merokok disaat memiliki masalah.
4. Mudah terserang penyakit berbahaya.Dll
F.
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ROKOK
1. Kanker
paru-paru
Kanker ialah penyakit yang disebabkan
pertumbuhan yang tidak terkendali dari sel abnormal yang ada dibagian tubuh.
Hubungan merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade terakhir
ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret,
dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan
bahkan rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru (Karyadi,
2002).
2. Jantung
Koroner
Merokok terbukti merupakan faktor risiko
terbesar untuk mati mendadak. Resiko terjadinya penyakit jantung koroner
meningkat 2-4 kali pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini
meningkat dengan bertambahnya usia dan jumlah rokok yang dihisap (Karyadi,
2002).
3. Bronkitis
Bronkitis terjadi karena paru-paru dan alur
udara tidak mampu melepaskan mucus yang terdapat di dalamnya dengan cara
normal. Mucus adalah cairan lengket yang terdapat dalam tabung halus, yang
disebut tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru. Mucus beserta
semua kotoran tersebut biasanya terus bergerak melalui tabung baronkial dengan
bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia ini terus menerus bergerak
bergelombang seperti tentakel bintang laut, anemone, yang membawa mucus keluar
dari paru-paru menuju ke tenggorokan. Asap rokok memperlambat gerakan silia dan
setelah jangka waktu tertentu akan merusaknya sama sekali. Keadaan ini berarti
bahwa seorang perokok harus lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mukusnya.
Karena sistemnya tidak lagi bekerja sebaik semula, seorang perokok lebih mudah
menderita radang paru-paru yang disebut bronchitis (Karyadi, 2002).
4. Penyakit
Stroke
Stroke adalah penyakit deficit neurologist
akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara
mendadak serta menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang
terganggu. Kejadian serangan penyakit ini bervariasi antar tempat, waktu, dan
keadaan penduduk (Karyadi, 2002).
5. Hipertensi
Walaupun nikotin dan merokok
menaikkan tekanan darah diastole secara akut, namun tidak tampak lebih
sering di antara perokok, dan tekanan diastole sedikit berubah
bila orang berhenti merokok. Hal ini mungkin berhubungan dengan fakta bahwa
perokok sekitar 10-12 pon lebih ringan dari pada bukan perokok yang sama umur,
tinggi badan dan jenis kelaminnya. Bila mereka berhenti merokok, sering berat
badan naik. Dua kekuatan, turunnya tekanan diastole akibat adanya
nikotin dan naiknya tekanan diastole karena peningkatan berat badan, tampaknya
mengimbangi satu sama lain pada kebanyakan orang, sehingga tekanan diastole sedikit
berubah (Bustan, 2007).
G. PENYEBAB TERJADINYA KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ROKOK
Dibedakan menjadi 2
1.faktor internal
Stres atau konflik dalam
diri
Keinginan/rasa ingin tahu
2.faktor internal
Pengaruh lingkungan baik teman sebaya ataupun,orang tua dan lingkungan
masyarakat serta media massa.
H. DAMPAK JIKA MASALAH KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF/ROKOK TIDAK DITANGANI
Kelompok
khusus pemakai zat adiktif/ rokok dapat menimbulkan berbagai
dampak pada kesehatan
manusia, baik dampak langsung maupun efek menahun. Dampak ini bisa
terkena pada perokok aktif maupun pasif.
1. Dampak langsung merokok:
a. Air mata keluar banyak.
b. Rambut, baju, badan berbau.
c. Denyut nadi dan tekanan darah meningkat.
d. Peristaltik usus meningkat, nafsu makan menurun.
2. Dampak jangka pendek (segera):
a. Sirkulasi darah kurang baik.
b. Suhu ujung-ujung jari
(tangan/kaki) menurun.
c. Rasa mengecap dan membau
hilang.
d. Gigi dan jari menjadi coklat
atau hitam.
3. Dampak jangka panjang:
a. Kerja otak menurun.
b. Adrenalin meningkat.
c. Tekanan darah dan denyut nadi meningkat.
d. Rongga pembuluh darah menciut.
e. Muncul efek ketagihan dan ketergantungan
f. Mengidap penyakit-penyakit berbahaya.
I.
UPAYA UNTUK
MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI ZAT
ADIKTIF
(UPAYA PREVENTIF DAN UPAYA KURATIF)
·
UPAYA
PREVENTIF
1. Dengan memberikan
informasi mengenai bahaya merokok yang dilakukan DINAS KESEHATAN dan
LSM-LSM
2.
Memberikan pajak bea cukai yang tinggi untuk produk rokok
yang dilakukan pemerintah melalui SKPD-SKPD pemerintah sehingga menurunkan konsumen rokok
karena harga rokok yang naik oleh karena beban bea cukai yang tinggi.
·
UPAYA
KURATIF
- HIPNOTERAPHY
Seni atau teknik
yang menggunakan hypnosis atau hipnotis apa pun untuk meningkatkan pencapaian
tujuan,meningkatkan motivasi atau perubahan,meningkatkan pertumbuhan pribadi
atau spiritual, dan atau melepaskan klien dari masalah atau penyebab masalah.
Pengertian hypnosis : secara garis besar
arti hypnosis banyak disalah artikan dengan tidur. Menurut Charles tebbetts dalam
bukunya miracles on demand edisi kedua menjabarkan hypnosis sebagai berikut:
keadaan akal yang alami dan dipicu secara normal dalam kehidupan
sehari-hari,jauh lebih sering dari pada dipicu secara sengaja.setiap perhatian
kita terpusat pada novel atau film,kita berada dalam keadaan trance karena
hypnosis alami.
Teknik-teknik
•
Ideomotor
Respon
•
Age
Regression
•
The
Affect Bridge Technique
•
Interpretasi
Mimpi
•
Parts
Therapy
•
Abreaksion
•
Desentisation
Sistematis
•
Desentisation
Implosive
•
Aversation
Terapi
•
Objecy
Imageri
•
Role
Model
•
Deepening
•
Client-centered
Hypnotherapy
•
Self
Hypnosis
•
Gestalt
•
Ego Personality
Therapy
•
Inner Child Work,
Forgiveness Therapy
•
Rewriting
Hystort(reframing)
•
Open
Screen Imagery
•
Positive
Programmed Imagery
•
Verbalizing
•
Direcct
Suggestion Dll
- EGO STATE THERAPY/resource theraphy
Ego-state Therapy adalah sebuah tehnik konseling
psikologi modern yang dikembangkan dan dipopulerkan oleh Dr. Gordon Emmerson,
PhD. seorang tokoh terkenal di bidang psikologi di Australia.
Konsep Ego-state sendiri apabila dijelaskan dalam
bahasa yang sederhana (bukan bahasa ilmiah atau bahasa ilmu psikologi) adalah :
Sebuah pola perilaku tertentu yang terbentuk karena
suatu perasaan/emosi tertentu. Dan akhirnya pola perilaku ini juga memiliki
fungsi atau peranan tertentu yang spesifik dalam hidup seseorang.
Contoh
dalam kehidupan sehari-hari seperti ini :
Saat
kita merasa marah…… Bagaimana ekspresi wajah kita? Bahasa tubuh kita? Atau
intonasi suara serta perilaku kita?
Saat
kita sedang fokus dan serius mempersiapkan pekerjaan penting…… Bagaimana pula
ekspresi wajah, bahasa tubuh, intonasi suara dan perilaku kita?
Atau
saat kita sedang merasa bersemangat….. Tentunya juga ada ekspresi wajah, bahasa
tubuh, intonasi suara dan perilaku tertentu juga kan?
Dari
ketiga contoh di atas saja sudah bisa diambil kesimpulan bahwa pola perilaku
yang muncul pasti berbeda satu dengan yang lainnya. Terkesan seolah-olah ada
berbagai tipe kepribadian yang berbeda dalam diri kita, bukankah demikian?
Orangnya sama namun dalam situasi yang berbeda perasaan dan pola perilakunya
akan berbeda-beda pula.
Nah,
pola perilaku yang berbeda-beda dalam diri seseorang itulah yang dinamakan
Ego-state. Dan setiap Ego-state memiliki fungsi yang berbeda-beda di mana
munculnya juga dalam situasi yang berbeda.
Misalnya,
saat kita menemui ada hal yang kita inginkan namun tidak tercapai Ego-state
Kecewa akan muncul ke permukaan. Maka muncullah ekspresi wajah, gaya bicara
serta perilaku orang kecewa pada saat tersebut.
Atau saat kita
sedang menghadapi sebuah presentasi yang penting bisa jadi Ego-state
Konsentrasi Penuh yang akan mengambilalih kendali menjadi “pilot” diri kita
saat itu. Mungkin selain itu juga ada Ego-state lainnya seperti Semangat,
Resourceful, Komunikatif dan lain sebagainya untuk mendukung suksesnya presentasi
tersebut.
Prinsip
dari terapi ini adalah mengajak dialog setiap bagian dengan mengajaknya ngobrol
satu persatu agar dapat mencapai kesepakatan yang sama dengan bagian yang lain.
Teknik-teknik ego
state terapi/resource terapi
1. Empty chair
2. Conversational
teknik
3. Conversation
teknik
4. Resistance
deepening technique
5. Resistance
bridging
6. Affect bridge
7. Self talk dll
- EFT(EMOSIONAL FREEDOM TEKNIK) Gary Craig
Emotional Freedom Technique (EFT)
adalah sebuah terapi psikologi praktis yang dapat menangani banyak penyakit,
baik itu penyakit fisik dan penyakit psikologis (masalah pikiran dan perasaan).
Dapat dikatakan EFT adalah versi psikologi dari terapi akupunktur yang
menggunakan jarum.
EFT tidak menggunakan jarum,
melainkan dengan menyelaraskan sistem energi tubuh pada titik-titik meridian di
tubuh Anda, dengan cara mengetuk (tapping) dengan ujung jari. Teknik ini sangat
mudah dipelajari dan dapat diterapkan di mana saja, untuk siapa saja.
Menurut teori ilmu EFT, penyebab
segala macam emosi negatif adalah terganggunya sistim energi tubuh. Dan
emosi-emosi negatif yang tak terselesaikan, menjadi penyebab utama pada hampir
semua penyakit fisik kita. Sedangkan praktek-praktek penyembuhan
barat sekarang ini masih mengabaikan fakta bahwa emosi negatif adalah penyebab
dari 85% penyakit fisik. Dan itulah mengapa EFT sering kali berhasil pada
kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dengan terapi atau pengobatan
konvensional.
Gary Craig, sang penemu EFT tidak
mengklaim bahwa EFT itu sempurna. Tetapi pada banyak kasus, EFT bekerja sangat
cepat dan dengan hasil spektakuler. EFT sering kali berhasil menyembuhkan
dimana teknik lainnya tidak sanggup.
Prinsip Dasar
EFT: Penyebab
segala bentuk emosi negatif adalah kekacauan dalam sistem energi tubuh.

- NLP(NEURO LINGUISTIK PROGRAMING)
NEURO: Semua
informasi masuk melalu indra ke sistem syaraf sampai otak. Cara syaraf dan otak
menafsirkan pengalaman tersebut akan menentukan bagaimana manusia meresponnya.
LINGUISTIC: Cara
sistem syaraf dan otak dalam menafsirkan
sesuatu sangat dipengaruhi oleh pemilihan bahasa komunikasi yang dipakai, baik
komunikasi secara eksternal dengan orang lain, maupun di pikiran Anda.
PROGRAMMING: Kemampuan ini memberi kesempatan
kepada kita untuk terlibat aktif dalam pengendalian cara berpikir dan merasakan
saat menafsirkan suatu pengalaman.
Dari paparan di
atas, dapat disimpulkan secara garis besar bahwa NLP adalah ilmu yang dapat
dipakai memprogram pikiran dengan memakai linguistik tertentu.
berikut ini
adalah definisi resmi dari Dr. Richard Bandler tentang NLP.“NLP adalah suatu
sikap, dan metodologi yang menghasilkan jejak berupa teknik-teknik siap pakai.”
A. Berbagai Prinsip dan Teknik NLP
1. MODELING
NLP adalah teknologi modeling. Dimana apabila seseorang bisa
melakukan sesuatu, dan kita bisa mencacah strategi mentalnya, kita bisa
mengikuti strategi yang sama untuk mencapai hasil yang sama di konteks kita.
2. RAPPORT
Rapport adalah salah satu prinsip dan
teknik komunikasi dan membangun hubungan yang paling populer di dunia. Dan
Rapport menyangkut hubungan dengan diri sendiri maupun orang lain.
Rapport dibangun dengan prinsip
pacing-leading dan matching-mirroring. Prinsip pacing berarti menyamakan atau
menyesuaikan. Pemahaman praktisnya adalah 'menyamakan frekuensi'. Dengan
penyamaan ini, tahap berikutnya, yakni 'leading' bisa dilakukan.
Tahap pacing bisa dilakukan dengan
prinsip matching-mirroring. Prinsip ini dijalankan dengan melakukan berbagai
penyesuaian dalam posisi tubuh, gerak-gerik, verbal, mimik, dll.
3. ANCHOR
Pemicu yang telah terbentuk untuk sebuah perilaku secara
berulang atau yang menjadi habit (entah dianggap baik atau buruk - dalam bahasa
NLP: bermanfaat atau tidak), disebut sebagai Anchor. Misalnya secara habit,
dengan melihat sesuatu seseorang menjadi takut. Atau dengan mendengar sesuatu, seseorang
menjadi percaya diri.
4. SISTEM REPRESENTASIONAL
Manusia menangkap informasi dari dunia
eksternal melalui kelima indera - visual (penglihatan), auditory (pendengaran),
kinesthetic (perasa), olfactory (penciuman) dan gustatory (pengecap). Dan untuk
bisa menimbulkan pemahaman terhadap dunia luar tersebut, seseorang perlu
mempunyai representasi dunia luar tersebut di dalam pikirannya. Ia entah harus
punya sebuah bentuk visual yang bisa dipahami atau bisa disimpulkan sebagai
apa, bentuk kata-kata yang punya makna tertentu, dll.
Bagaimana pikiran kita membuat
perwakilan dunia luar ini disebut Sistem Representasional.
5. SUBMODALITY
Setiap representasi mempunyai detil dan
spesifik yang bisa dikenali dan dikelola. Visual misalnya mempunyai bentuk,
warna, jarak, ketajaman gambar, dimensi (2D atau 3D), ukuran (besar/kecil),
dll. Atau suara misalnya mempunyai tempo (cepat/lambat), jarak (jauh/dekat),
stereo/mono, dll. Perasaan misalnya punya letak, panas/dingin, keras/lembut,
dll.
Spesifik atau detil dari representasi
tersebut disebut sebagai Submodality.
6. STRATEGI
Perilaku manusia, dihasilkan oleh struktur berupa tahapan
atau sekuens beberapa representasi. Struktur ini disebut sebagai strategi.
7. PRESUPPOSITIONS OF NLP
Sepertihalnya berbagai ilmu dan
teknologi, NLP pun punya dasar atau landasan berpikir dan bertindak. Dasar atau
landasan ini disebut Presuppositions of NLP.
Presuppositions digali, didapatkan dan
dirumuskan berdasarkan model-model bermanfaat di berbagai konteks.
Presuppositions ini tidak perlu dipertanyakan kebenarannya, hanya diadaptasi
dan dihidupi, dan dilihat, dirasakan manfaatnya secara subyektif.
Presuppositions ini juga yang menjadi
landasan berbagai prinsip, teknik, metode di NLP.
B.TEKNIK-TEKNIK NLP
Di
NLP terdapat banyak sekali teknik dan metode perubahan yang bermanfaat. Bahkan
berbagai teknik baru hasil modifikasi teknik lama terus diciptakan setiap tahun
oleh para pengembang maupun peminat NLP.
Di
antara berbagai teknik tersebut, yang populer antara lain.
·
Fast Phobia Cure
·
Swish Pattern
·
Changing Belief
·
Changing Personal History
·
Meta Model
·
Meta Program
·
Reframing
·
Six Steps Reframing
·
New Behavior Generator
·
Parts Negotiation
·
Timeline
·
Disney Strategy
·
Perceptual Positions
·
Neurological Level
·
Dan masih banyak lagi
- KONSELING
1.Directive
counseling
Teknik directive counseling
disebut pula dengan konseling yang berpusat pada konselor, pada pendekatan ini
konselor yang membantu memecahkan masalah konseli dengan secara sadar
mempergunakan sumber-sumber intelektualnya. Tujuan utama dari metode ini adalah
membantu konseli mengganti tingkah laku emosional dan impulsif dengan tingkah
laku yang rasional. Lepasnya tegangan-tegangan dan didapatnya ”insight”
dipandang sebagai suatu hal yang penting.
Di dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi konseli dengan rasional, konselor tidak boleh bersikap otoriter dan menuduh, walaupun dikatakan direktif. Larangan-larangan yang langsung, petuah yang didaktis dan petuah yang sifatnya mengatur sebaiknya di hindari.
Konsep direktif meliputi bahwa konseli membutuhkan bantuan dan konselor membantu menemukan apa yang menjadi masalahnya dan apa yang mesti kerjakan.
Di dalam membantu memecahkan masalah-masalah yang dihadapi konseli dengan rasional, konselor tidak boleh bersikap otoriter dan menuduh, walaupun dikatakan direktif. Larangan-larangan yang langsung, petuah yang didaktis dan petuah yang sifatnya mengatur sebaiknya di hindari.
Konsep direktif meliputi bahwa konseli membutuhkan bantuan dan konselor membantu menemukan apa yang menjadi masalahnya dan apa yang mesti kerjakan.
Teknik-teknik directive
counseling
•
Psikoanalisa
•
Behavioral
•
Rasional Emotif
•
Gestalt
•
Analisis Transaksional
•
Adlerian Dll
Langkah-langkah dalam Directive Counseling :
1. Analysis :
Mengumpulkan data diri tentang klien dan masalah klien dari berbagai sumber
2. Synthesis :
Menganalisis, mengatur dan menyusun data yang sudah dikumpulkan
3. Diagnosis :
Merumuskan kesimpulan tentang masalah-masalah yang dialami klien, mengidentifikasi
masalah serta sebab-sebabnya, menentukan sebabnya dilihat dari pengalaman masa
lalu, sekarang dan akan datang.
4. Prognosis :
Rangkaian tentang hasil yang dicapai klien selama konseling
5. Counseling (Treatment) : Pemberian bantuan kepada klien agar bisa menyelesaikan
masalahnya
6. Follow Up :
Usaha untuk menentukkan efektifitas konseling yang sudah dilakukan
konselor.
2.Non – directive
counseling
Pendekatan ini
disebut juga dengan Client
Centered Therapy oleh Carls
Rogers, dimana merupakan
terapi yang dilakukan agar tercapai gambaran yang serasi antara Ideal Self dan Reality Self. Pada pendekatan ini tidak ada
satupun yang saling mendominasi, karena yang dapat memecahkan masalah adalah
klien itu sendiri. Pendekatan ini menuntut adanya hubungan teraupetik dan
membutuhkan waktu yang lama dalam konseling. Dalam pendekatan nondirektif,
klien diminta lebih aktif dan lebih bertanggungjawab terhadap masalahnya dan
konselor hanya mendorong dan menciptakan situasi agar klien bisa berkembang
sendiri.
Teknik-teknik
yang masuk dalam kelompok ini:
•
CLIENT-CENTERED
•
EKSISTENSIAL
Pendekatan ini Berfokus pada sifat dari kondisi manusia yang
mencakup kesanggupan untuk menyadari diri, bebas memilih untuk menentukan nasib
sendiri, kebebasan dan tanggung jawab, kecemasan sebagai suatu unsur dasar,
pencarian makna yang unik di dalam dunia yang tak bermakna, berada sendiri dan
berada dalam hubungan dengan orang lain keterhinggaan dan kematian, dan
kecenderungan mengaktualkan diri. Pendekatan ini memberikan kontribusi yang besar
dalam bidang psikologi, yakni tentang penekanannya terhadap kualitas manusia
terhadap manusia yang lain dalam proses teurapeutik. Terapi
eksistensial-humanistik menekankan kondisi-kondisi inti manusia dan menekankan
kesadaran diri sebelum bertindak. Kesadaran diri berkembang sejak bayi.
Perkembangan kepribadian yang normal berlandaskan keunikan masing-masing
individu. Berfokus pada saat sekarang dan akan menjadi apa seseorang itu, yang
berarti memiliki orientasi ke masa depan. Maka dari itu, akan lebih meningkatkan
kebebasan konseling dalam mengambil keputusan serta bertanggung jawab dalam
setiap tindakan yang di ambilnya.
•
Logotherapy
Konseling logoterapi merupakan konseling untuk membantu
individu mengatasi masalah ketidakjelasan makna dan tujuan hidup, yang sering
menimbulkan kehampaan dan hilangnya gairah hidup. Konseling logoterapi
berorientasi pada masa depan (future oriented) dan berorientasi pada
makna hidup (meaning oriented). Relasi yang dibangun antara konselor
dengan konseli adalah encounter, yaitu hubungan antar pribadi
yang ditandai oleh keakraban dan keterbukaan, serta sikap dan kesediaan untuk
saling menghargai, memahami dan menerima sepenuhnya satu sama lain.
•
Postmodern Solution-focused brief counseling
(SFBC)
Konselor SFBC berkeyakinan bahwa tidak bisa memahami
secara pasti tentang penyebab masalah individu. Konselor perlu tahu apa
yang membuat orang memasuki masa depan yang lebih baik dan lebih sehat, yaitu
tujuan yang lebih baik dan lebih sehat. Individu tidak bisa mengubah masa
lalu tetapi ia dapat mengubah tujuannya. Tujuan yang lebih baik dapat mengatasi
masalah dan mengantarkan ke masa depan yang lebih produktif. Konselor
perlu mengetahui karakteristik tujuan konseling yang baik dan produktif:
positif, proses, saat sekarang, praktis, spesifik, kendali konseli, bahasa
konseli.
Sebagai ganti teori kepribadian dan psikopatologi, masalah
dan masa lalu, SFBC berpokus pada saat sekarang yang dipandu oleh tujuan
positif yang spesifik yang dibangun berdasarkan bahasa konseli yang berada di
bawah kendalinya.
proses konseling non directive sebagai berikut:
1. Klien datang pada konselor atas kemauan sendiri. Apabila
klien datang atas suruhan orang lain, maka konselor harus mampu menciptakan
situasi yang sangat bebas dan permisif
2. Situasi konseling sejak awal harus menjadi tanggung jawab
klien, untuk itu konselor menyadarkan klien
3. Konselor memberanikan klien agar ia mampu mengemukakan
perasaannya. Konselor harus bersikap ramah, bersahabat, dan menerima klien
sebagaimana adanya.
4. Konselor menerima perasaan klien serta memahaminya
5. Konselor berusaha agar klien dapat memahami dan menerima
keadaan dirinya
6. Klien menentukan pilihan sikap dan tindakan yang akan
diambil (perencanaan)
7. Klien merealisasikan pilihannya itu
Implementasi teknik konseling didasari atas paham filsafat
serta sikap konselor. Karena itu dalam pelaksanaan teknik konseling amat
diutamakan sifat-sifat konselor berikut:
a. Acceptance artinya konselor menerima klien sebagaimana
adanya dengan segala masalahnya. Jadi sikap konselor adalah menerima secara
netral.
b. Congruence artinya karakteristik konselor adalah terpadu,
sesuai antara perkataan dan perbuatan dan konsisten.
c. Understanding artinya konselor harus dapat secara akurat dan
memahami secara empati dunia klien sebagaimana dilihat dari dalam diri klien.
d. Nonjudge mental artinya tidak memberi penilaian terhadap
klien, akan tetapi konselor selalu objektif.
3.Eclective
counseling
Pendekatan ini
merupakan kombinasi antara pendekatan direktif dengan pendekatan nondirektif.
Pendekatan ini pertama kali diperkenalkan oleh Frederick Thorne. Pada pendekatan eklektik, konselor
memiliki kebebasan dalam metodologi dan menggunakan berbagai keterampilan
konseling yang dimiliki. Peran konselor, tahapan, dan teknik konseling pada
pendekatan konseling eklektik dilakukan dengan fleksibel. Konselor dapat
berperan sebagai psikoanalisis, mitra konseli, motivator, pelatih, atau
peran-peran lainnya tergantung pada kombinasi pendekatan konseling yang
dipakai. Oleh karenanya, dalam menerapkan pendekatan konseling ini, diperlukan
kejelian dan kecermatan konselor dalam memilih dan mengkombinasikan pendekatan
dan teknik konseling yang dianggap paling tepat. Konselor dituntut untuk
memiliki kecakapan dan kemampuan menggunakan teknik-teknik dan pendekatan yang
dipergunakannya. Karena bersifat komprehensif dan memberikan ruang gerak yang
bebas bagi konselor, menjadikan pendekatan konseling eklektik ini menjadi
pendekatan yang popular dikalangan psikoterapis.
J.
BK UNTUK MENANGANI KELOMPOK PEMAKAI ZAT ADIKTIF
1. Ancangan konseling
yang sesuai untuk menangani kelompok PEMAKAI ZAT ADIKTIF
Konseling yang dilakukan atau diancangkan sebagai berikut
- .Dengan konseling derection
- .Dengan konseling inderection/non derection
- .Dengan konseling eklektik/penggabungan antara non derection dan derection
2. Konsep Dasar
§
Suatu
masalah yang ada sekarang mungkin saja terjadi akibat kejadian masa lalu.
§
Ubahlah
program/keyakinan yang salah dalam pikiran maka kehidupan pun berubah.
§
Singkirkan
penyebab maka masalah hilang
§ Tidak ada yang
paling tahu tentang diri manusia selain bathin atau bawah sadar manusia itu
sendiri
§ Stress atau
masalah disebabkan oleh tekanan/masalah yang luar biasa dari jiwa.angkat
masalahnya,maka hilang stresnya.
§ Kata-kata yang
tepat dari orang yang tepat atau memiliki otoritas dan ahli dalam ilmu tersebut
lebih kuat dari pada efek obat
§ Pikirang bekerja
berdasarkan kata-kata.
3. Tujuan Konseling
§ Mengatasi akar penyebab masalah mengapa seseorang merokok
dan merubah atau mengganti perilaku
merokok tersebut.
4. Teknik Konseling
yang Relevan
§ Dengan teknik psikoanalisis
§ Dengan teknik konseling behavioristik
§ Dengan teknik konseling client centered traphy
§ Dengan konseling Gestalt
5. Deskripsikan
Langkah-langkah Pelaksanaan
Teknik yang dapat digunakan yaitu dengan konseling eklektik yaitu
menggabungkan teknik-teknik konseling yang ada pada kelompok konseling
derection maupun non derection.
1.
Sebelum memulai
konseling ,konselor harus menjalin rapport dengan klien.rapport yang baik akan
membantu kita untuk lebih di dengar oleh konseli dan konseli tentunya tidak
menolok setiap peroses dan saran yang kita berikan.dengan rapport yang baik
konselor dapat meminamalisir defense yang ada pada diri klien.
2.
Galilah motivasi
bawah sadar yang mendasari seseorang merokok
Ada lima motivasi bawah sadar yang akan mempengaruhi seseorang dalam hal
apapun termasuk merokok.
·
Repetisi atau
pengulangan
Yaitu hal atau perilaku yang dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi
kebiasaan
·
Otoritas/orang-orang
yang didengar oleh klien atau orang-orang yang mengajaknya untuk merokok pertama
kali jika ada
·
Hasrat terhadap
identitas(ego)
Keinginan untuk menjadi sama dengan kelompok atau bertentangan serta
berbeda dengan kelompok
·
Self talk/sugesti
terhadap diri sendiri yaitu kata-kata yang kita ucapkan didalam hati
seolah-olah berbicara dengan diri kita sendiri
·
Emosi yaitu perasaan
yang mendasari sebuah tindakan pertama kali dilakukan.
3.
Setelah mendapatkan
motivasi bawah sadar mengapa dia melakukan perilaku merokok,kita lakukan
interpretasi mimpi yaitu minta ia membayangkan dan menyadari hal-hal apa saja
dimasalalu yang menyebabkan dia bermasalah ,jika karna deprisi atau masalah
dimasa lalu maka kita ajak dia untuk bisa memaafkan dirinya maupun orang lain
yang membuat ia merasa tertekan sehingga dia merokok/lebih dikenal forgivness
teraphy.
4.
Lakukan rileksasi
sehingga klien tenang dan nyaman disaat klien tenang dan nyaman ia cendrung
lebih mau mendengarkan orang lain dan apa yang disampaikan konselor dapat masuk
ke dalam pikirannya dan dapat menembus 4 filter mentalnya
empat
filter mental di pikiran bawah sadar. Empat filter mental ini yaitu
·
filter survival (keselamatan hidup),
·
filter moral/agama,
·
filter benar/salah,
·
dan filter masuk akal/tidak.
Dengan melakukan rileksasi secara
tidak langsung kita membuat konseli nyaman dan membuat jenis filter mental atau
crtikal area ini menjadi lemah sejenak sehingga saran atau masukan konselor
diterima dan didengar konseli tanpa adanya penolakan.
5. Yang berikutnya minta klien mencari manfaat sebnyak-banyaknya yang ia dapat
jika mengganti kebiasaan ini ataupun menghilangkan kebiasaan merokok ini.karena
manusia cendrung secara psikologis mau melakukan sesuatu apabila ia
mendapatkan manfaat dari hal tersebut
ketimbang kita memaparkan efek negatif dari perilaku itu kepada seseorang.
Pendekatan ini didasarkan pada konsep sederhana
bahwa jika kita sudah jatuh cinta kepada manfaat perubahan,kita akan
jauh lebih mudah melakukan perubahan tersebut.
6. Kita dapat melakukan teknik gestal terapy atau teknik bangku kosong yaitu
mencari bagian dalam diri seseorang yang masih menolak untuk berubah atau masih
mengalami pertentangan dalam dirinya (ego orang tua,ego dewasa,dan ego
anak-anak) sehingga konseli dapat dengan mudah meninggalkan perilaku merokok
itu karna tidak ada bagian dalam dirinya yang bertentangan lagi.
7. Berikan tugas pada konseli apabila perilaku merokok itu mulai muncul atau
keinginan merokok tersebut muncul ,konseli harus menggantinya atau melakukan
kompensasi atau substitusi dengan melakukan hal lain seperti minum air atau
menghisap permen.
8. Minta konseli berkomitmen dan mau dengan sukarela demi kebaikan konseli
untuk menjalankan kesepakatan yang ada sehingga perilaku merokok dapat diatasi
dan konseli menerima manfaat sebesar-besarnya bagi dirinya sendiri
BAB III: PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku merokok merupakan perilaku yang timbul karena
masalah dimasa lalu atau karna faktor pengaruh dalam lingkungan pergaulan.
Perilaku merokok banyak mendatangkan pengaruh negatif ketimbang postif.setiap
perokok itu beresiko tinggi terkena penyakit berbahaya.
B. Saran/Rekomendasi
Dalam penangan perubahan perilaku seseorang sebagai
konselor kita harus fleksibel untuk dapat menggabungkan antara teknik direction
dan non direction sehingga hasil yang dicapai lebih baik dan lebih cepat.
DAFTAR RUJUKAN
http://id.wikipedia.org/wiki/
Zat_adiktif
http://tito1t2gesper.wordpress.com
http://tokorokok.com/bahaya-rokok/mengapa-nikotin-berbahaya/
http://promkes.depkes.go.id/site/smokinggokills/merokok-dapat-menyebabkanpenyakit-
artritis-reumatoid/
Armstrong, Sue. 1991. Pengaruh Rokok Terhadap
Kesehatan . Jakarta : Arcan
Mandagi, Jeanne. 1996. Masalah Narkotika dan Zat
Adiktif Lainnya serta
Penanggulangannya. Jakarta : Bina Darma Pemuda
Printing
Hunter,roy.1995.seni hipnoterapi.wales:published by
crown house publishing Ltd.
Corey,Gerald.
2009. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy.
Belmont,CA: Brooks/Cole
Kelly,
Michael. S. Kim, Johnnya. S. Franklin Cynthia. 2008. Solution-Focused
Brief Therapy In Schools. Oxford: University Press.
Arif, Antonius. Ego State Therapy.
2011. PT Gramedia, Jakarta
A. Pervin, Laurence dkk. Psikologi Kepribadian Teori dan Penelitian,
Jakarta: Kencana, 2010
C. Roy Hunter, “Seni Hipnosis “, Jakarta : PT Indeks, 2015,.
C. Roy Hunter MS, Seni
Hypnotherapy: Penguasaan Teknik yang Berpusat pada Klien. Terjemahan oleh
Paramita (Jakarta: PT Indeks, 2011).